Sunday, April 26, 2020

Bunyi Kentutnya Diredam, Dong!

April 26, 2020 0
Foto: sehatq.com

"Bisa nggak sih volume kentutnya dikecilin dikit atau nggak agak diredam. Nggak enak sama tetangga kalau kedengeran," ucap protes suami pada sang istri.

Komplek perumahan suami dan istri tersebut hanya dibatasi tembok pendek. Apalagi ruang tamu dan kumpul keluarga adalah satu kesatuan yang tidak dapat terpisah. Jadi suara obrolan kadang terdengar kalau volume suara agak keras dikit. Apalagi kalau tetangga sebelah lagi di teras. Suara bakal jelas terdengar. Termasuk suara kentut yang jadi permasalahan sekarang ini.

"Yeileh, Pah. Kan kagak ada orang di luar. Lagi jam segini mah, mereka kagak bakal nongkrong di teras," balas sang istri pada suami.

"Lah, siapa tahu mereka mau ngadem. Nih malem biar udah jam delapan, tetep panas."

"Hadeh si Papah. Masa dirumah sendiri kentutnya nggak bebas. Kudu diredam. Ketauan kalau kita lagi ditempat umum ditahan-tahan." Sang istri mengeluhkan protes suami.

"Lagian lo abis makan apaan sih? Kentut kok lebih dari dua puluh kali gitu dalam sehari. Kagak berenti-berenti tuh bunyi dari pagi."

"Eh iya sih, Pah. Sepanjang hari ini kentutnya banyak banget. Nggak seperti biasanya. Tapi nggak apa-apa kan, Pah?" Pertanyaan suami dibalas dengan pertanyaan kembali dengan nada khawatir.

"Makanya lo inget-inget kenapa bisa kejadian kayak begini?"

Akhirnya sang istri berpikir tentang segala macam makanan dan minuman yang masuk kedalam perutnya seharian itu. Dia memikirkan sesuatu yang tidak biasa dikonsumsi.

"Eh, Pah. Apa mungkin gara-gara minum susu UHT, yak? Soalnya tadi pagi minum segelas, trus tadi minum segelas lagi."

"Nah, bisa jadi, tuh susu penyebab sering kentut yang lo alamin sekarang. Kan lo jarang-jarang minum susu UHT. " Sang suami membenarkan perkiraan sang istri tentang kondisi tubuh yang dialaminya.

"Tuh, kan. Udah sekarang susunya buat kakak aja. Daripada bunyi kentut mulu. Berisik tahu," sahut kakak dari dalam kamar.

Ternyata kakak nguping saudara-saudara. Memang susu jatah kakak nggak boleh berbagi.

#ODOP
#odopbloggersquad


Sunday, April 19, 2020

Suami Istri mah Gitu

April 19, 2020 5
Foto: pixabay

Kali ini mau mengisahkan tentang sebuah rumah tangga yang sudah berjalan cukup lama tapi masih tetap harus beradaptsi. Yaitu tentang kebiasaan. Entah kebiasaan ini mulainya dari kapan. Sepertinya sih, terbentuk selama membina rumah tangga, deh.

Tetesan Air vs Lampu 

Lantai bebas dari tetesan air, entah karena sehabis mencuci tangan, wudhu, keluar dari kamar mandi adalah salah satu hal menjadi pemicu tanding kata. Terlebih bila lantai baru saja dipel. Sebisa mungkin tuh lantai dipertahankan kekinclongannya selama mungkin.

"Kan disitu ada lap tangan, Pah. Dilap yang kering kek tangannya, biar nggak netes-netes ke ubin."

Lap tangan warna hitam bergambar bunny dibagian gantungannya padahal melambai dari atas wastafel. Iya, lap tangan itu digantung di lemari kitchen set. 

"Tinggal dipel aja, sih. Lo juga kalau abis dari kamar mandi, lampunya gua yang matiin."

Dari situlah akhirnya suami dan istri yang sudah berumah tangga lama tersebut punya kebiasaan baru.

Tanpa banyak cakap, si istri bakal mengepel dengan kesetan kalau si suami meninggalkan tetesan air setelah mencuci tangan, wudhu, atau sehabis mandi. Sedangkan si suami bakal mematikan lampu kamar mandi kalau si istri lupa memadamkannya.

Bau Ketek vs Bau Kaki

Rumah minimalis mah gitu. Ruang tamu berfungsi sebagai ruang kumpul keluarga juga. Kursi tamu pun berfungsi sebagai kursi santai. 

Peraturan tidak tertulis dalam rumah dengan susunan kursi letter L adalah posisi kursi panjang menghadap tv adalah kursi kebangsaan si istri. Sedang si suami memilki "kedudukan" di kursi pendek dekat pintu keluar depan jendela. Walaupun terkadang mereka saling bertukar posisi duduk dengan kesepakatan.

Semilir angin dari pintu yang terbuka sedikit menambah sejuk ruang tamu. Nggak enaknya adalah kalau si suami mengangkat kaki lalu disandarkan pada pegangan tangan kursi. 

"Bau, Pah!"

"Nggak!"

"Lo kan nggak bisa cium baunya. Secara anginnya tuh ke arah gue."

"Ah, lo juga kalau duduk disini dan bau ketek, gue nggak protes."

"Lah, kenapa lo nggak protes?" jawab si istri nggak mau kalah. 

Demi tetap merasakan semilir angin dengan damai, akhirnya si suami pun menurunkan kaki. 


Hmm, sebenarnya masih banyak lagi sih kebiasaan-kebiasaan yang masih harus diadaptasi. Namanya juga berumah tangga. Belajar terus tanpa putus meski sudah puluhan tahun. Karena kebiasaan kita memengaruhi kebiasaan pasangan juga. Pasangan selalu mempunyai kekurangan. Tapi kekurangan itulah kita jadi saling melengkapi.

#ODOP
#odopbloggersquad