Sunday, May 31, 2020

Lebaran 50:50

May 31, 2020 0

Mungkin pasangan suami-istri ini termasuk salah satu yang beruntung dari sekian banyak pasangan di masa pandemik ini.

Gimana nggak? Kedua orang tua pasangan suami-istri tersebut tinggal di kota yang sama. Malahan orang tua sang suami tinggal di satu kelurahan. Sedangkan orang tua sang istri, meski tinggal di wilayah kelurahan yang berbeda. Tapi jarak tempuh antar rumah mereka kurang lebih hanya tiga puluh menit.

Sudah menjadi kebiasaan tiap tahun selalu merencanakan lamanya waktu yang akan dihabiskan di rumah kedua orang tua masing-
masing.

I: "Jadi besok ke rumah ibu jam berapa?"

Percakapan pada malam takbiran di ruang tengah.

S: "Seperti biasalah."

I: "Kan, sholat iednya di dalem komplek rumah. Pagi amat pergi ke rumah ibunya. Lagian ibu juga sholat iednya di rumah."

S: "Kalau kita berangkat pukul tujuh. Kita bakal di rumah ibu tiga jam. Di rumah mamah juga sama, tiga jam. Jadi kita udah sampe di rumah lagi pukul dua an gitu."

I: "Udah dah berangkat pukul delapan aja. Nggak terlalu pagi juga, kan? Lagian kita bisa lebaran dulu sama warga komplek."

S: "Ya udah. Berangkat on time yak. Jangan ngaret."

Kesepakatan didapat. Pasangan suami-istri tersebut pun melanjutkan menonton tv.

#ODOP
#odopbloggersquad




Sunday, May 17, 2020

Suami-Suami Tetangga #part2 (tamat)

May 17, 2020 9

                        Foto: sajian sedap

Mari kita lanjutkan rumpian sebelumnya tentang para suami tetangga di masa pandemik covid-19 ini. Apa sih sebenarnya yang mereka lakukan selama WFH alias Work From Home? Soalnya kan para istri disibukkan dengan urusan dapur buat jualan selain buat makan keluarga juga. Mungkin dari obrolan berikut teman-teman bisa menyimpulkan.

I: "Pah, tuh dikasih risol sama tetangga sebelah kanan. Suaminya yang bikin. Dia minta pendapat kita buat kelayakannya kalo dijual."

S: "Kemaren mereka juga kirim pie susu, yak? Itu enak tuh, Mah, pienya. Susunya berasa, pienya renyah."

I: "Iyah, pie susunya udah launching. Mereka titipin ke kantin deket sekolahan anaknya. Sekarang mereka minta pendapat kita buat risol isi sayur ini. Katanya nih kulit risol bikinnya pake susu bukan dicampur air putih biasa.

Sang suami mengambil satu buah risol yang disodorkan sang istri. Sang istri pun mengikutinya. Kini mereka terdiam, yang terdengar hanyalah suara mulut yang sedang mengunyah risol. Layaknya juri-juri masak di tv. Wajah mereka terlihat serius. Sebentar keningnya mengernyit kemudian bola matanya melirik ke atas. Kompak betul deh tuh suami dan istri. Terus nggak lama mereka saling manggut. Sepertinya komunikasi yang dilakukan mereka sudah tingkat tinggi. Cuma pakai bahasa tubuh heuheu.

I: "Gimana menurut Papah rasa risolnya?"

S: "Lumayan. Layaklah buat dijual. Kulit risolnya lembut, legit karena pake susu kali ya. Isinya banyak meski cuma wortel dan kentang. Ukurannya juga pas buat buka puasa, nggak kecil juga nggak gede."

I: "Sependapat."

Esoknya, tetangga sebelah kiri mengirim lumpia mini.

S: "Emangnya mamah kirim apaan ke sebelah, kok dapet lumpia?"

I: "Kirim bagelen yang tadi sore kakak bikin."

I: "Bikinan suaminya nih, Pah. Buat dititipin di kantin deket sekolah anaknya. Cobain, gih!"

Mereka berdua pun menikmati lumpia dengan isian campuran rebung dan entah sayuran apa. Rasa lumpianya enak, renyah, gurih, dan nggak terlalu berminyak juga.

Ah, suami-suami tetangga memang TOP, deh. Bisa bikin kue dan masak. Sang istri memang kagum dengan kemampuan yang tidak dimiliki oleh suaminya. Seandainya aja... Mulut sang istri berhenti mengunyah lumpia ketika mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya.

S: "Besok Mamah nggak usah masak, ya. Kita beli pecel lele aja. Sekalian buat sahur juga."

Suami-suami tetangga memang bisa masak dan bikin kue. Tapi sang istri merasa bangga dan bahagia memiliki suami yang mengerti kegundahannya akan suami-suami tetangga itu.

#ODOP
#SquadBloggerOdop
#komunitasOdop


Sunday, May 10, 2020

Suami-Suami Tetangga #part1

May 10, 2020 6


Sudah hampir dua bulan ceritanya perumahanku lockdown. Semua tukang jajanan yang biasa masuk ke komplek nggak dibolehin masuk lagi. Jadi sepi dong perut kitah heuheu.

Ternyata kesepian dan ke-vakuman tukang jajanan selama lockdown, memunculkan sifat dasar emak-emak di komplek. Keahlian memasak dan membuat aneka camilan dikeluarkan. Dan, dipasarkan kepada warga komplek yang "haus" jajanan, juga untuk mengusir kebosanan selama stay at home.

Tekwan

Pindang patin

Pie susu

Nah, itu salah tiga di antara sekian banyak jajanan. Bahkan ada lho satu emak yang bikin beragam makanan. Kayak gini ini dia promosinya:

Assalamualaikum wrb..ready hr ini 

Risol sayur isi kentang wortel isi 5psc harga 17.000
Risol mayo(daging asap,mayo,telur) isi 5psc harga 20.000
Pastel isi kentang wortel telur isi 5psc harga 20.000
Sosis solo isi daging ayam isi 5 biji harga 20.000
Donat menul gula 3000/psc 
Donat menul ceres 4000/psc 
Donat bombolini 5rb  terdapat 3 varian rasa bery,coklat,strawberry
Roti goreng ayam 5rb 

Po lauk matang 

Ayam bakar kalasan 20.000/ potong
Ayam woku 40.000/ porsi 
Ayam rica2 40.000 / porsi  
Chicken karage 40.000 / porsi 
Semur filet ayam 40.000 / porsi 
Daging teriyaki 80.000 / porsi 
Sayur lodeh 25.000/ porsi 
Lodeh tidak pke santen (fiber) 

Ukuran 1 porsi untuk 3-4 orang makan.
Yang mau monggo kabarin sebelum jam 11 ya, Bunda. Ready insyallah habis ashar.

Nah, pengumuman penawaran diatas diposting di grup wa komplek. Tiap hari rame yang nawarin dagangan. Buat yang duitnya masih kenceng sih, nggak masalah. Atau bagi mereka yang mempunyai kelapangan rezeki, pastinya bakal membeli dagangan mereka. Kita tidak tahu situasi kehidupan dan keuangan mereka. Bisa aja kan di antara emak-emak yang berjualan itu memang membutuhkan uang. Bukan hanya sekadar untuk mengusir kejenuhan selama Di Rumah Aja. 

Nggak dapat dipungkirilah ya, kalau kita semua butuh pemasukan pendapatan selain sebagai karyawan. Di masa pandemi Covid-19 ini, banyak dari warga komplek diminta bekerja dari rumah atau tidak bekerja sama sekali. Upah pun banyak yang dipotong atau tidak mendapatkan upah sama sekali. Sedangkan cicilan rumah, kendaraan, SPP sekolah anak, jalan terus. 

Eits, ternyata bapak-bapak yang work from home juga latah melihat para istri-istri mereka berkutat di dapur.

Latah mau ngapain nih para bapak? 

Ceritanya bersambung aja yak heuheu


#ODOP





Sunday, May 3, 2020

Review Blog - Teman Seperjuangan ODOP

May 03, 2020 2
Menjadi Blogger memang harapanku. Bergabung dengan Squad Blogger ODOP adalah salah satu cara mencapai harapan tersebut.

Tapi sayang, tetap saja akunya tidak konsisten menulis. Pernah bolong setor tulisan malahan. Gegara minder dengan teman satu grup yang sudah jago-jago. Perasaan niche blog aku kok kayaknya nggak penting banget buat dibaca. Huhu. 

Perasaan yang bikin lemah gitu, buat aku jadi down, deh. Aduh, penulis amatiran begini inih. Lemah mental. 

Hari ini, tetiba teman satu grup kirim wa. Mbak Umi namanya. Kayaknya kita seringnya silent reader ya, Mbak? Eh, apa aku doang yak? Heuheu

Mbak Umi menawarkan untuk saling review blog. Duh, terlewat chat di grup tentang tugas ini. Tuh kan, memang aku yang jarang nyimak grup. Maafkan diri ini. 

Penawaran Mbak Umi bikin diri jadi merasa semangat buat menulis. Kan, nanti blog aku juga bakal direview. Ah, jadi seneng.

Sebagai awal, dimulailah membaca blog Mbak Umi. Sepertinya blog Mbak Umi ini tidak jauh beda dengan blog yang aku punya. Sengaja membuat blog baru khusus untuk mengikuti Squad Blogger ODOP.  Tampilan blognya sangat sederhana. Mungkin pemiliknya juga sederhana dan nggak suka neko-neko. Duh, apa seh gue inih main tebak-tebak karakter orang lain dari penampilan blog. Maafkan diriku huhu.

Eits, tapi jangan salah. Penampilan blog boleh sederhana, soal isi "WAH". Bukan niche gampang lho mengangkat tulisan tentang parenting ini. Pastinya kudu bin wajib banyak membaca setiap menulis buat isian blog. Belum lagi pengalaman mendidik anak yang dituangkan oleh penulis. Makin keren kan? Teori dapat, hasil dari teori alias praktik dapat juga.

Salah satu tulisan favoritku adalah cerdas finansial pada anak. Soalnya tulisan tentang cerdas finansial pada anak ini nyata pengalaman penulis. Boleh dong dicoba sama kita-kita yang punya anak demen jajan? Heuheu.

Meski blog ini baru dimulai tahun 2020. Tapi penulis konsisten menulis dengan beragam topik tentang parenting ini. Salah satunya kalau menurut aku sih  seperti curhat atau berbagi pengalaman tentang ketika Kakak anak penulis tidak puasa. Suka aja bacanya, jadi bisa diambil nasihatnya lewat pengalaman.

Untuk mengetahui lebih jauh isi blog Parenting ini silakan kunjungi blognya aja deh https://parentingku01.blogspot.com/?m=1. Insha Allah dapet ilmu banyak.

#ODOP
#Squadbloggerodop